Senin, 11 November 2013

NUSA TENGGARA TIMUR

Suku - suku di NTT

Sejarah
Nusa Tenggara Timur terdiri dari pulau-pulau yang memiliki penduduk yang beraneka ragam, dengan latar belakang yang berbeda-beda. Nusantara Tenggara Timur sebelumnya lazim disebut dengan “Flobamora? (Flores, Sumba, Timor dan Alor). Sebelum kemerdekaan RI, Flobamora bersama Kepulauan Bali, Lombok dan Sumbawa disebut Kepulauan Sunda Kecil. Namun setelah Proklamasi kemerdekaan beralih nama menjadi “Kepulauan Nusa Tenggara?. Sampai dengan tahun 1957 Kepulauan Nusa Tenggara merupakan daerah Swatantra Tingkat I (statusnya sama dengan Provinsi sekarang ini). Selanjutnya tahun 1958 berdasarkan Undang-Undang Nomor 64 tahun 1958 Daerah Swatantra Tingkat I Nusa Tenggara dikembangkan menjadi 3 Provinsi yaitu Provinsi Bali, Provinsi Nusa Tenggara Barat dan Provinsi Nusa Tenggara Timur. Dengan demikian Provinsi Nusa Tenggara Timur keberadaannya adalah sejak tahun 1958 sampai sekarang.
Bahasa dan Suku di NTT
Nusa tenggara timur memiliki keanekaragaman bahasa dan suku bangsa/etnis. Dengan latar belakang goeografis yang terdiri dari berbagai pulau, maka ragam bahasa dan etnisnyapun menyebar. Jenis bahasa daerah yang ada di Nusa tenggara timur terdiri dari
1.    Untuk Pulau Timor, Rote, Sabu, dan pulau-pulau kecil disekitarnya: Bahasanya menggunakan bahasa Kupang, Melayu Kupang, Dawan Amarasi, Helong Rote, Sabu, Tetun, Bural:
2.    Untuk Pulau Alor dan pulau-pulau disekitarnya: Bahasanya menggunakan Tewo kedebang, Blagar, Lamuan Abui, Adeng, Katola, Taangla, Pui, Kolana, Kui, Pura Kang Samila, Kule, Aluru, Kayu Kaileso
3.    Untuk Pulau Flores dan pulau-pulau disekitarnya: Bahasanya menggunakan melayu, Laratuka, Lamaholot, Kedang, Krawe, Palue, Sikka, lio, Lio Ende, Naga Keo, Ngada, Ramba, Ruteng, Manggarai, bajo, Komodo
4.    Untuk Pulau Sumba dan pualu-ulau kecil disekitarnya: Bahasanya menggunakan Kambera, Wewewa, Anakalang, Lamboya, Mamboro, Wanokaka, Loli, Kodi
sedangkan suku bangsa dan Etnis terdiri dari :
1.    Suku Helong: Sebagian wilayah Kabupaten Kupang (Kec.Kupang Tengah dan Kupang Barat serta Semau)
2.    Suku Dawan: Sebagian wilayah Kupang (Kec. Amarasi, Amfoang, Kupang Timur, Kupang Tengah, Kab timor Tengah selatan, Timor Tengah Utara, Belu ( bagian perbatasan dengan TTU)
3.    Suku Tetun: Sebagian besar Kab. Belu dan wilayah Negara Timor Leste
4.    Suku Kemak: Sebagian kecil Kab. Belu dan wilayah Negara Timor Leste
5.    Suku Marae: Sebagian kecil Kab. Belu bagian utara dekat dengan perbatasan dengan Negara Timor Leste
6.    Suku Rote: Sebagian besar pulau rote dan sepanjang pantai utara Kab Kupang dan pulau Semau
7.    Suku Sabu / Rae Havu: Pulau Sabu dan Raijua serta beberapa daerah di Sumba
8.    Suku Sumba: Pulau Sumba
9.    Suku Manggarai Riung: Pulau Flores bagian barat terutama Kan Manggarai dan Manggarai Barat
10. Suku Ngada: Sebagian besar Kab Ngada
11. Suku Ende Lio: Kabupaten Ende
12. Suku Sikka-Krowe Muhang: Kabupaten Sikka
13. Suku Lamaholor: Kabupaten Flores Timur meliputi Pulau Adonara, Pulau Solor dan sebagian Pulau Lomblen
14. Suku Kedang: Ujung Timur Pulau Lomblen
15. Suku Labala: Ujung selatan Pulau Lomblen
16. Suku Pulau Alor: Pulau Alor dan pulau Pantar.


penjelasan :
 

Suku Bangsa NTT (Nusa Tenggara Timur) lengkap dengan unsur-unsur

Suku bangsa KUI

Bahasa
Orang Kui berdiam didaerah kolona dan daerah Pureman sebgai  bagian dari wilayah administratif kabupaten Alor, Provinsi Nusa Tenggara Timur. Orang kui Merupakan satu kelompok yang jumlah anggotanya relative kecil, namun mereka memiliki bahasa sendiri yaitu Bahasa Kui.
Pada tahun 2010, Shiohara menulis penggunaan bahasa oleh orang kui berdasar konsep multibahasa dan membandingkannya dengan penggunaan bahasa Sumbawa di Pulau Sumbawa, Nusa Tenggara Barat. Shiohara juga membahas upaya pemerintah daerah dan masyarakat dalam hal penggunaan bahasa Kui. Dia menyatakan bahwa gerakan mendorong penggunaan bahasa daerah hampir sama sekali tidak ada.
Sistem Pengetahuan
Tradisi Lisan orang Kui, terutama mitologi dan lego-lego, meru[akan medium penjaga struktur social orang Kui. Dengan tradisi lisan itu, orang Kui memiliki memori kolektif tentang siapa diri mereka sebagai orang Kui dan siapa diri mereka sebagai sebuah klan atau suku.
Organisasi Sosial
Suku Kui  merupakan kelompok masyarakat yang dalam kesehariannya memproduksi ujaran dan menciptakan serta produksi, resepsi, dan penggunaan berbagai bentuk material dapat diklaim memiliki dasar ontologis. Dalam melakukan hal  tersebut masyarakat Kui selalu bekerja bersama-sama untuk tujuan dapat tercapai dan selesai tepat waktu, selain itu juga untuk memper erat tali persaudaraan antar masyarakat suku Kui.
Sistem peralatan Hidup atau Teknologi
Suku Kui memiliki alat tenun yang berfungsi untuk membedakan motif tenun songket laki-laki dan perempuan.
Sistem Mata pencaharian Hidup
Suku Kui merupakan salah satu kelompok penduduk asal di wilayah Kabupaten Alor. Orang Kui ini hidup dari pertanian lading. Tanaman utama adalah jagung, yang sekaligus sebagai makanan pokok mereka.
Sistem religi
Sampai saat ini Suku Kui percaya akan dongeng, kosmologi, dan juga ritual. Hal tersebut menandakan bahwa Suku Kui masih menganut kepercayaan nenek moyang.
Kesenian
Seni orang Kui tampak dalam motif tenin songketnya. Tenun songket orang Kui menyimbolkan perbedaan jender dan juga perbedaan struktur social orang Kui. Perbedaan jender itu tampak pada dua jenis kain yang diproduksi orang Kui, yaitu sarung untuk perempuan, dan selimut untuk laki-laki.
Suku bangsa Tetun

Bahasa
Tetun adalah bahasa yang lembut, karena kurangnya suara parau kasar. Stres biasanya pada suku kata kedua dari belakang dengan beberapa pengecualian. 
Sistem pengetahuan
Pengetahuan Suku tetun ditujukan kepada sifat-sifat khusus badani dan cara produksi, tradisi dan nilai-nilai yang membuat pergaulan hidup yang satu berbeda dari pergaulan hidup yang lainnya. Masyarakat dibentuk oleh berkumpulnya individu-individu. Salah satu cara terbentuknya masyarakat adalah melalui perkawinan. Dalam tulisan ini saya mencoba menunjukkans secara khusus masyarakat Belu dalam kaitannya dengan perkawinan adat patrilineal. 
Kekerabatan dan Organisasi Sosial
Suku tetun adalah suku yang hidup dalam keselarasan. Suku ini sangat menjaga tali persaudaraan antar manusia terutama antar orang tetun sendiri.
Sistem peralatan hidup
Suku tetun termasuk suku yang kaya. Kenapa bisa dibilang begitu? Karena dilihat dari adat pernikahannya, suku tetun mempunyai banyak syarat yang harus dijalani, salah astunya adalah mahar yang harus diberikan berupa uang perak, uang emas, selimut tenun ikat dan sulam, hewan besar, bahkan sampai tanah.
System mata pencaharian hidup
Suku tetun hidup dengan berkerja sebagai petani, entah itu petani padi, jagung, ubi jalar, ubi kayu, kacang tanah, kacang kedelai, dll.
System religi
Tapi suku tetun ini masih juga percaya akan hal-hal mistis yang dipengaruri oleh nenek moyang.
Kesenian
Bibliku/Tihar, merupakan alat kesenian tradisional Suku tetun sebagai lambang pelestarian kebudayaan suku dan Bangsa Indonesia.



Tidak ada komentar:

Posting Komentar