Suku - suku di NTT
Sejarah
Nusa Tenggara Timur terdiri dari
pulau-pulau yang memiliki penduduk yang beraneka ragam, dengan latar belakang
yang berbeda-beda. Nusantara Tenggara Timur sebelumnya lazim disebut dengan
“Flobamora�? (Flores,
Sumba, Timor dan Alor). Sebelum kemerdekaan RI, Flobamora bersama Kepulauan
Bali, Lombok dan Sumbawa disebut Kepulauan Sunda Kecil. Namun setelah
Proklamasi kemerdekaan beralih nama menjadi “Kepulauan Nusa Tenggara�?. Sampai dengan tahun 1957
Kepulauan Nusa Tenggara merupakan daerah Swatantra Tingkat I (statusnya sama
dengan Provinsi sekarang ini). Selanjutnya tahun 1958 berdasarkan Undang-Undang
Nomor 64 tahun 1958 Daerah Swatantra Tingkat I Nusa Tenggara dikembangkan
menjadi 3 Provinsi yaitu Provinsi Bali, Provinsi Nusa Tenggara Barat dan
Provinsi Nusa Tenggara Timur. Dengan demikian Provinsi Nusa Tenggara Timur
keberadaannya adalah sejak tahun 1958 sampai sekarang.
Bahasa dan Suku di NTT
Nusa tenggara timur memiliki
keanekaragaman bahasa dan suku bangsa/etnis. Dengan latar belakang goeografis
yang terdiri dari berbagai pulau, maka ragam bahasa dan etnisnyapun menyebar.
Jenis bahasa daerah yang ada di Nusa tenggara timur terdiri dari
1. Untuk Pulau Timor, Rote, Sabu, dan
pulau-pulau kecil disekitarnya: Bahasanya menggunakan bahasa Kupang, Melayu
Kupang, Dawan Amarasi, Helong Rote, Sabu, Tetun, Bural:
2. Untuk Pulau Alor dan pulau-pulau
disekitarnya: Bahasanya menggunakan Tewo kedebang, Blagar, Lamuan Abui, Adeng,
Katola, Taangla, Pui, Kolana, Kui, Pura Kang Samila, Kule, Aluru, Kayu Kaileso
3. Untuk Pulau Flores dan pulau-pulau
disekitarnya: Bahasanya menggunakan melayu, Laratuka, Lamaholot, Kedang, Krawe,
Palue, Sikka, lio, Lio Ende, Naga Keo, Ngada, Ramba, Ruteng, Manggarai, bajo,
Komodo
4. Untuk Pulau Sumba dan pualu-ulau
kecil disekitarnya: Bahasanya menggunakan Kambera, Wewewa, Anakalang, Lamboya,
Mamboro, Wanokaka, Loli, Kodi
sedangkan suku bangsa dan Etnis
terdiri dari :
1. Suku Helong: Sebagian wilayah
Kabupaten Kupang (Kec.Kupang Tengah dan Kupang Barat serta Semau)
2. Suku Dawan: Sebagian wilayah Kupang
(Kec. Amarasi, Amfoang, Kupang Timur, Kupang Tengah, Kab timor Tengah selatan,
Timor Tengah Utara, Belu ( bagian perbatasan dengan TTU)
3. Suku Tetun: Sebagian besar Kab. Belu
dan wilayah Negara Timor Leste
4. Suku Kemak: Sebagian kecil Kab. Belu
dan wilayah Negara Timor Leste
5. Suku Marae: Sebagian kecil Kab. Belu
bagian utara dekat dengan perbatasan dengan Negara Timor Leste
6. Suku Rote: Sebagian besar pulau rote
dan sepanjang pantai utara Kab Kupang dan pulau Semau
7. Suku Sabu / Rae Havu: Pulau Sabu dan
Raijua serta beberapa daerah di Sumba
8. Suku Sumba: Pulau Sumba
9. Suku Manggarai Riung: Pulau Flores
bagian barat terutama Kan Manggarai dan Manggarai Barat
10. Suku Ngada: Sebagian besar Kab Ngada
11. Suku Ende Lio: Kabupaten Ende
12. Suku Sikka-Krowe Muhang: Kabupaten
Sikka
13. Suku Lamaholor: Kabupaten Flores
Timur meliputi Pulau Adonara, Pulau Solor dan sebagian Pulau Lomblen
14. Suku Kedang: Ujung Timur Pulau
Lomblen
15. Suku Labala: Ujung selatan Pulau
Lomblen
16. Suku Pulau Alor: Pulau Alor dan
pulau Pantar.penjelasan :
Suku Bangsa NTT (Nusa Tenggara Timur) lengkap dengan unsur-unsur
Suku bangsa
KUI
Bahasa
Orang Kui berdiam didaerah kolona dan daerah Pureman
sebgai bagian dari wilayah administratif
kabupaten Alor, Provinsi Nusa Tenggara Timur. Orang kui Merupakan satu kelompok
yang jumlah anggotanya relative kecil, namun mereka memiliki bahasa sendiri
yaitu Bahasa Kui.
Pada tahun 2010, Shiohara menulis penggunaan bahasa oleh
orang kui berdasar konsep multibahasa dan membandingkannya dengan penggunaan
bahasa Sumbawa di Pulau Sumbawa, Nusa Tenggara Barat. Shiohara juga membahas
upaya pemerintah daerah dan masyarakat dalam hal penggunaan bahasa Kui. Dia
menyatakan bahwa gerakan mendorong penggunaan bahasa daerah hampir sama sekali
tidak ada.
Sistem Pengetahuan
Tradisi Lisan orang Kui, terutama mitologi dan lego-lego, meru[akan medium penjaga
struktur social orang Kui. Dengan tradisi lisan itu, orang Kui memiliki memori
kolektif tentang siapa diri mereka sebagai orang Kui dan siapa diri mereka
sebagai sebuah klan atau suku.
Organisasi Sosial
Suku Kui merupakan
kelompok masyarakat yang dalam kesehariannya memproduksi ujaran dan menciptakan
serta produksi, resepsi, dan penggunaan berbagai bentuk material dapat diklaim
memiliki dasar ontologis. Dalam melakukan hal
tersebut masyarakat Kui selalu bekerja bersama-sama untuk tujuan dapat
tercapai dan selesai tepat waktu, selain itu juga untuk memper erat tali
persaudaraan antar masyarakat suku Kui.
Sistem peralatan
Hidup atau Teknologi
Suku Kui memiliki alat tenun yang berfungsi untuk membedakan
motif tenun songket laki-laki dan perempuan.
Sistem Mata
pencaharian Hidup
Suku Kui merupakan salah satu kelompok penduduk asal di
wilayah Kabupaten Alor. Orang Kui ini hidup dari pertanian lading. Tanaman
utama adalah jagung, yang sekaligus sebagai makanan pokok mereka.
Sistem religi
Sampai saat ini Suku Kui percaya akan dongeng, kosmologi,
dan juga ritual. Hal tersebut menandakan bahwa Suku Kui masih menganut
kepercayaan nenek moyang.
Kesenian
Seni orang Kui tampak dalam motif tenin songketnya. Tenun
songket orang Kui menyimbolkan perbedaan jender dan juga perbedaan struktur
social orang Kui. Perbedaan jender itu tampak pada dua jenis kain yang
diproduksi orang Kui, yaitu sarung untuk perempuan, dan selimut untuk
laki-laki.
Suku bangsa
Tetun
Bahasa
Tetun adalah bahasa yang lembut, karena kurangnya suara
parau kasar. Stres biasanya pada suku kata kedua dari belakang dengan
beberapa pengecualian.
Sistem pengetahuan
Pengetahuan Suku tetun ditujukan kepada sifat-sifat khusus
badani dan cara produksi, tradisi dan nilai-nilai yang membuat pergaulan hidup
yang satu berbeda dari pergaulan hidup yang lainnya. Masyarakat dibentuk oleh
berkumpulnya individu-individu. Salah satu cara terbentuknya masyarakat adalah
melalui perkawinan. Dalam tulisan ini saya mencoba menunjukkans secara khusus
masyarakat Belu dalam kaitannya dengan perkawinan adat patrilineal.
Kekerabatan dan
Organisasi Sosial
Suku tetun adalah suku yang hidup dalam keselarasan. Suku
ini sangat menjaga tali persaudaraan antar manusia terutama antar orang tetun
sendiri.
Sistem peralatan
hidup
Suku tetun termasuk suku yang kaya. Kenapa bisa dibilang
begitu? Karena dilihat dari adat pernikahannya, suku tetun mempunyai banyak
syarat yang harus dijalani, salah astunya adalah mahar yang harus diberikan
berupa uang perak, uang emas, selimut tenun ikat dan sulam, hewan besar, bahkan
sampai tanah.
System mata
pencaharian hidup
Suku tetun hidup dengan berkerja sebagai petani, entah itu
petani padi, jagung, ubi jalar, ubi kayu, kacang tanah, kacang kedelai, dll.
System religi
Tapi suku tetun ini masih juga percaya akan hal-hal mistis
yang dipengaruri oleh nenek moyang.
Kesenian
Bibliku/Tihar, merupakan alat kesenian tradisional Suku tetun sebagai lambang pelestarian kebudayaan suku dan Bangsa Indonesia.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar